Sistem saraf pada manusia merupakan sistem organ yang paling rumit lho… Karena diperkirakan terdapat 100 miliar sel saraf yang saling terhubung pada tubuh manusia.
Sebagai salah satu bagian dari sistem koordinasi, peran sistem saraf sangatlah penting. Setiap organ tubuh seperti tangan, kaki, kepala, panca indra, paru-paru, dan lainnya; mampu bekerjasama berkat adanya sistem saraf yang saling menghubungkan.
Agar dapat mengenal bagaimana cara kerja, struktur, fungsi, dan penyakit saraf pada manusia; kita perlu untuk belajar dan memahaminya. Kita juga wajib untuk mensyukuri betapa luar biasanya Tuhan menciptakan sistem saraf yang begitu sempurna.
Daftar Isi
Struktur Sistem Saraf pada Manusia
Sistem saraf pada manusia hanya tersusun dari dua jenis sel yaitu; sel saraf (neuron) dan sel neuroglia (glia). Sel neuron sebagai unit fungsional sedangkan sel glia sebagai pendukungnya.
A. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Sel Saraf atau sel neuron merupakan unit fungsional dalam sistem saraf dan memiliki ukuran kira-kira 39 inci. Struktur sel saraf neuron tersusun dari badan sel (perikarion), dendrit, dan akson (neurit).
- Badan sel (perikarion) tersusun dari nukleus (inti sel) di tengah dengan nukleolus (anak inti sel) yang menonjol. Pada nukleus tidak terdapat sentriol dan tidak bisa bereplikasi. Pada bagian sitoplasma (cairan dalam sel) terdapat badan Nissl. Kamu dapat mempelajari mengenai organel sel pada artikel sel hewan.Fungsi: mengontrol seluruh proses metabolisme pada sel saraf (neuron).
- Dendrit adalah juluran sitoplasma yang lumayan pendek, memiliki cabang-cabang. Pada dendrit juga terdapat neurofibril dan badan nissl yang memanjang berasal dari badan sel.Fungsi: menerima sinyal implus dari sel lain untuk diteruskan ke badan sel.
- Akson adalah juluran sitoplasma yang panjang, ukurannya berkisar 1 mm sampai 1 m, memiliki bentuk silindris, bercabang tunggal, dan berasal dari hilllock akson (bukit akson) pada badan sel. Pada bagian ujungnya bercabang seperti ranting. Akson juga diselimuti selubung mielin, yaitu zat lemak berwarna putih kekuningan.Fungsi: mengirimkan sinyal implus ke sel saraf (neuron) lainnya.
B. Struktur Sel Neuroglia (Glia)
Sel Neuroglia atau Glia adalah sel pendukung sel saraf pada sistem saraf pusat, yang memiliki fungsi sebagai jaringan pengikat, mendukung, memberi nutrisi, mempertahankan homeostasis, membentuk mielin, dan membantu proses transmisi sinyal implus.
Homoestasis adalah rangkaian tindakan otomatis yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi konstan agar dapat bekerja secara normal
Struktur sel Glia tidaklah sama dengan sel Neuron, karena tidak ada akson dan dendrit pada sel Glia. Secara umum ukuran sel Glia lebih kecil, serta jumlahnya tiga kali lebih banyak dari sel Neuron.
Struktur sel Glia berbeda-beda tergantung jenisnya, secara umum terdapat 6 jenis sel Glia:
- Astrosit berbentuk bintang dan berfungsi sebagai lem yang menyatukan neuon-neuron sebagai dukungan stuktural.
- Oligodendrosit (oligodendroglia) berbentuk seperti astrosit, tetapi memiliki badan sel yang lebih kecil serta menciptakan lapisan mielin untuk membungkus akson.
- Mikroglia memiliki ukuran paling kecil dan bersifat fagosit, berfungsi untuk pertahanan.
- Sel ependima merupakan membran epitelium yang menyelubungi rongga otak (serebral) dan susum tulang belakang (medula spinalis).
- Sel satelit berfungsi untuk menutupi dan melindungi sel neuron sistem saraf tepi.
- Sel schwan memiliki fungsi yang sama seperti oligodendroglia, yaitu menciptakan lapisan mielin. Selain itu, memiliki fungsi untuk membantu proses perbaikan sel saraf.
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak (serebral) yang dilindungi oleh tulang tengkorak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis) yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Keduanya memiliki lapisan pelindung dari jaringan ikat atau meninges.
Jaringan meninges terdiri dari tiga lapisan:
- Pia mater merupakan lapisan paling dalam, halus, tipis, dan terdapat bayak pembuluh darah.
- Araknoid merupakan lapisan tengah, terdapat sedikit pembuluh darah, dan terdapat cairan serebrospinalis. cairan ini berfungsi sebagai bantalan dan sebagai media penukaran nutrien dan zat sisa antara darah.
- Dura mater merupakan lapisan terluar, tebal, kuat, dan melekat pada kranium.
A. Otak (Serebral)
Otak bisa membuat manusia mengalami emosi, berpikir, mengontrol gerakan, mengetahui, mengatur kondis tubuh dan lingkungannya. Semua itu dapat dilakukan karena otak memiliki 100 miliar neuron yang saling terhubung membentuk anyaman kompleks.
Semua aktivitas otak didukung oleh asupan 25% oksigen dan 1,5% darah dari jantung. Menurut penelitian berat rata-rata otak manusia sekitar 2% dari berat tubuh secara keseluruhan.
Bagian-bagian Otak
- Otak Besar (Serebrum) terletak di bagian depan dan atas rongga tengkorak. Tersusun dari korteks serebral (bagian luar) dan nukleus basal (bagian dalam).
- Diensefalon terletak di antara serebrum dan otak tengah. Tersusun dari talamus (meneruskan implus ke korteks), hipotalamus (mengendalikan sistem saraf tak sadar, pusat pengaturan emosi), dan epitalamus (dorongan emosi).
- Sistem Limbik (Rinesefalon) merupakan cincin struktur otak depan yang mengelilingi otak dan saling terhubung. Berfungsi dalam pengaturan emosi tertawa, marah, menangis, tersipu, dan takut.
- Otak Tengah (Mesensefalon) merupakan bagian otak pendek yang menghubungkan otak besar dengan otak kecil dan otak kecil dengan jembatan varol.
- Jembatan Varol (Pons Varolii) merupakan bagian otak yang menghubungkan otak kecil kiri dan kanan. Juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang.
- Otak Kecil (Serebelum) merupakan bagian otak yang melekat di bagian punggung atas batang otak. Berfungsi mengatur keseimbangan, kendali gerakan mata, dan mengendalikan gerakan sadar.
- Medula Oblongata merupakan bagian otak yang menjulur dari jembatan varol hingga sumsum tulang belakang. Berfungsi mengendalikan gerakan tidak sadar seperti frekuensi denyut jantung.
- Formasi Retikuler merupakan jaringan badan sel dan serabut saraf yang terletak di seluruh medula oblongata. Berfungsi untuk mempertahankan dan memicu kesadaran.
B. Susum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Pada sumsum tulang belakang atau medula spinalis terdapat sistem saraf pusat yang berfungsi mengontrol berbagai gerakan refleks tubuh, koordinasi antara otak dengan seluruh tubuh, dan menyalurkan rangsangan koordinasi anata otot dan sendi ke otak kecil.
1. Struktur Bagian Dalam
Struktur bagian dalam berbentuk seperti huruf H, dimana bagian batang atas dan bawah disebut tanduk atau kolumna. Terdapat banyak badan sel, dendrit asosiasi, akson tanpa mielin, dan neuron eferen.
2. Struktur Bagian Luar
Struktur bagian luar tersusun dari akson yang memiliki mielin. Bagian ini dibagi menjadi funikulus (kolumna), ventral (anterior), posterior, lateral, dan ventrolateral.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan jaringan saraf yang berada di luar otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf yang tepi bercabang dari otak disebut saraf kranial, sedangakan yang bercabang dari sumsum tulang belakang disebut saraf spinal.
- Saraf kranial terdiri dari 12 pasang saraf yang berasal dari jaringan otak.
- Saraf spinal terdiri dari 31 pasang saraf yang berasal dari sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tepi juga dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
- Sistem saraf somatik terdiri dari saraf yang terhubung ke kulit dan otot serta berperan dalam gerakan sadar.
- Sistem saraf otonom terdiri dari saraf yang menghubungkan SSP ke organ dalam seperti jantung, lambung, dan usus. Serta berfungsi mengatur gerakan bawah sadar.
Penyakit Pada Sistem Saraf
1. Epilepsi (Ayan)
Epilepsi atau ayan adalah penyakit saraf bersifat menahun yang menyebabkan serangan mendadak berkali-kali secara tiba-tiba. Penyakit ini dapat terjadi disebabkan kerusakan otak akibat cedera, tumor otak, stroke, dan alkohol.
2. Gegar Otak
Gegar otak adalah penyakit yang timbul akibat adanya pergeseran jaringan otak dalam tengkorak sehingga menyebabkan gangguan mental atau hilang kesadaran.
3. Meningitis
Meningitis adalah penyakit peradangan selaput otak yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejalanya susun carian serebrospinal mengalami pertambahan dan perubahan
4. Neuritis
Gangguan saraf tepi disebabkan karena terjadi peradangan, tekanan, atau keracunan. Gejalanya penderita mengalami rasa sakit yang luar biasa di malam hari.
5. Ensefalitis
Ensefalitis adalah peradangan jaringan otak akibat virus.
6. Kebas dan Kesemutan
Kebas dan kesemutan adalah gangguan saraf sensor yang terjadi akibat gangguan metabolisme, kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12), dan tertutupnya aliran darah.
7. Alzheimer
Alzheimer adalah sindrom kematian sel-sel otak yang menyebabkan otak tampak mengecil dan daya ingat menurun. Biasanya terjadi ketika usia diatas 65 tahun.