Sejarah Sumpah Pemuda Beserta Bunyi Isinya dan Kongres Pemuda 1 & 2

SUMPAH PEMUDA – Sesuai dengan namanya sumpah pemuda dirancang oleh para pemuda. Hal tersebut mereka lakukan karena sadar bahwa untuk membangun Bangsa Indonesia yang majemuk harus dibarengi dengan semangat nasionalisme. Proses lahirnya sumpah pemuda pun juga terjadi atas hasil kerja sama antar pemuda.

Semangat nasionalisme tersebut akan bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dengan adanya sumpah pemuda. Oleh karena itu penting bagi kita para generasi penerus bangsa untuk menghayati makna dibalik peristiwa bersejarah ini. Untuk simak artikel dibawah ini yang akan mengupas tuntas sejarah dan isi sumpah pemuda.

Daftar Isi

Apa Itu Sumpah Pemuda?

sumpah pemuda
tobomboan.deviantart.com

Sumpah pemuda adalah suatu sumpah dari pemuda pemudi yang menjadi bukti nyata bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh sebab itu sudah sepatutnya semua rakyat Indonesia memperingati peristiwa 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia.

Momentum lahirnya bangsa Indonesia itu merupakan hasil dari perjuangan panjang rakyat Indonesia selama ratusan tahun. Sebuah perjuangan melawan penindasan di bawah kekuasaan kaum penjajah pada era itu. Akibat kondisi yang demikian itu akhirnya memunculkan semangat para pemuda.

Sebuah tekad untuk membulatkan tekad demi menjunjung tinggi harkat dan martabat hidup rakyat asli Indonesia. Keinginan kuat inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia sehingga sukses meraih kemerdekaannya 17 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Peristiwa Menjelang Sumpah Pemuda

Indische Vereeniging
facebook.com

Perjuangan rakyat Indonesia menghadapi para penjajah ini, bisa diklasifikasikan menjadi dua yakni sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908. Perjuangan sebelum tahun 1908 selalu bisa digagalkan oleh penjajah. Karena pada saat itu perjuangan masih bersifat kedaerahan dan berbentuk perlawanan fisik dengan senjata seadanya.

Karena kegagalan demi kegagalan yang terjadi itulah sehingga mendorong para pejuang untuk mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik. Akhirnya pada permulaan tahun 1908 mulai bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI.

Semenjak itu arah perjuangan bangsa Indonesia semakin terlihat baik dan tegas dalam mewujudkan persatuan nasional.

Nama Indonesia pertama kali dipakai oleh Perhimpunan Indonesia di tahun 1908. Perhimpunan Indonesia merupakan sebuah organisasi yang diinisiasi oleh pelajar-pelajar Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Perhimpunan ini ketika dibentuk bernama Indische vereeniging.

Kemudian di tahun 1922 dirubah menjadi indonesische vereeniging. Namun di tahun yang sama namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Pahlawan-pahlawan Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Budi Utomo dan Dr. Muhammad Hatta ikut memperkenalkan istilah Indonesia untuk menandingi nama Hindia Belanda yang digunakan oleh pemerintahan kolonialisme pada era itu.

Kongres Pemuda 1

haikudeck.com

Terlaksananya Kongres Pemuda 1 tidak lepas dari peran Perhimpunan Indonesia dan pelajar Indonesia PPPI yang peresmiannya baru dilakukan di tahun 1926. Anggota dari organisasi-organisasi tersebut ialah pelajar-pelajar yang berasal dari sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung.

Tokoh-tokoh PPPI antara lain ialah Sugondo Djojopuspito, Sigit, Abdul Syukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, dan yang lainnya. Organisasi PPPI di Indonesia biasa memperoleh kiriman majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia yang berada di negeri Belanda.

Baca Juga :  Sejarah Internet Indonesia dan Dunia Beserta Penjelasannya Lengkap

Selain itu menjadi Indonesia merdeka terbitan PPPI di negeri Belanda. PPPI sendiri juga membuat majalah Indonesia Raya dimana Abu Hanifah yang menjadi pimpinan redaksinya. Dari gagasan-gagasan yang dikeluarrkan oleh PPPI sudah mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan.

Hal ini seperti yang terdapat pada Perhimpunan Indonesia  yang ditunjukkan dengan keinginan pemuda-pemuda di Bandung yang berharap supaya rakyat Indonesia mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Selain itu keinginan ini juga terjadi atas dorongan yang dilakukan oleh Mr. Sartono dan Mr. Sunario.

Kemudian terbetnuk organisasi bernama Jong Indonesia yang berubah nama menjadi Pemuda Indonesia pada tanggal 20 Februari 1927. Tokoh yang pernah menjadi pemimpin dari organisasi ini diantaranya adalah Sugiono, Moeljadi, Soepangkat, Soekasmo, Soelasmi, Abdul Gani,  Kotjo Sungkono, dan Agus Prawiranata.

Sedangkan yang menjadi ketua saat pertama kali adalah Sugiono. Meskipun termasuk sebagai sebuah organisasi pergerakan politik, akan tetapi organisasi ini tidak langsung terjun ke dunia politik ketika baru dibentuk. Sehingga terjadi perdebatan selama beberapa tahun untuk menentukan bentuk persatuan yang diharapkan.

Hasil Kongres Pemuda 1

Hingga akhirnya pada tanggal 30 April 1926 sampai 2 Mei 1926 diadakan Kongres Pemuda 1 di Jakarta. Tujuan dari diadakannya Kongres Pemuda 1 adalah untuk menciptakan sebuah badan sentral organisasi pemuda yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa sehari-hari bagi rakyat Indonesia.

Terdapat beberapa poin peting yang menjadi hasil dari diadakannya Kongres Pemuda 1, yaitu:

  1. Mengakui dan menerima cita-cita untuk mewujudkan persatuan Indonesia (meskipun dalam hal ini masih belum jelas).
  2. Adanya upaya untuk menghilangkan pandangan adat, sifat kedaerahan yang kolot, dan sebagainya.

Kongres Pemuda 2

diorama kongres pemuda 2
hai.grid.id

Di tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928 diselenggarakan Kongres Pemuda 2 dengan Soegondo Djojopoespito dari PPPI sebagai pimpinan acara. Pada Kongres Pemuda 2 inilah didapatkan hasil yang penting yakni Sumpah Pemuda. Dalam acara inilah lagu Indonesia Raya yang dibuat oleh Wage Rudolf Supratman ditetapkan sebagai lagu negara.

Menjelang Kongres Pemuda Kedua

Semenjak Kongres Pemuda tahun 1926 Pertama telah diinisiasi sebuah badan untuk mempersatukan berbagai organisasi pergerakan pemuda. Dalam rangka menindaklanjuti hasil Kongres yang pertama, diselenggarakan sebuah pertemuan. Akan tetapi pada pertemuan tersebut belum didapatkan hasil yang baik.

Oleh karena itu organisasi Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) mengusulkan diadakan Kongres Pemuda 2. PPPI merupakan organisasi yang beranggotakan para pelajar dari Hindia Belanda. Kemudian di tanggal 3 Mei dan 12 Agustus 1928 diselenggarakan pertemuan sebagai persiapan Kongres Kedua.

Dalam acara persiapan tanggal 12 Agustus 1928 itu dihadiri oleh seluruh utusan dari setiap organisasi pemuda. Selain itu, juga dihasilkan sebuah kesepakatan untuk mengadakan acara Kongres Pemuda Kedua pada bulan Oktober 1928 yang panitianya diambil satu dari setiap organisasi.

Dalam susunan panitia itu juga tidak ada perwakilan organisasi yang mendapat dua jabatan sekaligus. Berikut susunan panitia penyelenggara acara Kongres Pemuda 2.

  1. Pimpinan, Sugondo Djojopuspito dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
  2. Wakil pimpinan, R. M. Joko Marsaid dai Jong Java
  3. Sekretaris, Moh. Yamin dari Jong Soematranen Bond
  4. Peuangan, Amir Sjarifudin dari Jong Bataks Bond
  5. Asisten 1, Johan Moh. Cai dari Jong Islamieten Bond
  6. Asisten 2, R. Katjasoengkanan dari Pemoeda Indonesia
  7. Asisten 3, R. C. I. Sendok dari Jong Celebes
  8. Asisten 4, Johannes Leimena dari Jong Ambon
  9. Asisten 5, Moh. Rochjani S. dari Pemoeda Kaoem Betawi
Baca Juga :  Distribusi Pendapatan: Definisi, Jenis Jenis, Indikator, dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi

Acara Kongres Pemuda 2

Penyelenggaraan Kongres Pemuda Dua ini dilakukan di tiga tempat yang berbeda dan terdiri dari tiga pertemuan.

Pertemuan 1

Pertemuan 1 diadakan Sabtu 27 Oktober 1928, lokasi Gedung Katholieke Jongenlingen Bond disingkat KJB di Waterlooplein hari ini namanya Lapangan Banteng. Pada pidato penyambutan oleh Sugondo Djojopuspito sebagai pimpinan panitia, berkeinginan supaya acara ini bisa meningkatkan semangat persatuan di hati pemuda-pemuda.

Ia menyatakan bahwa persatuan indonesia bisa ditingkatkan melalui 5 hal, yaitu sejarah, bahasa, hukum, budaya, pendidikan, dan tekad.

Pertemuan 2

Pertemuan 2 diadakan Minggu 28 Oktober 1928, lokasi Gedung Oost-Java Bioscoop. dalam pertemuan ini didiskusikan mengenai problem seputar pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menyampaikan opini tentang keharusan setiap anak memperoleh pendidikan kebangsaan.

Selain itu, juga harus berimbang antara pendidikan di rumah dan sekolah serta pendidikan harus bersifat demokrasi.

Pertemuan 3

Pertemuan 3 merupakan acara penutupan, lokasi Gedung Indonesische Clubgebouw yang berada di Jalan Kramat Raya No 106. Pada acara penutupan ini Sunario memaparkan bahwa selain gerakan kepanduan, sifat kenasionalan (nasionalisme) dan demokrasi adalah sesuatu yang penting.

Ramelan menjelaskan bahwa gerakan kepanduan tidak dapat terlepas dari pergerakan nasional. Dimana gerakan kepanduan dapat berguna sebagai sarana pendidikan sejak dini untuk mengajari kedisiplinan dan kemandirian kepada anak-anak, merupakan hal yang diperlukan dalam perjuangan.

Pada akhir acara pra-penutup dimainkan lagu Indonesia Raya buatan Wage Rudolf Supratman dengan iringan biola dan tanpa syair berdasarkan usulan Sugondo pada Supratman. Para hadirin pun menyambut dengan senang lagu Indonesia Raya. Sebagai penutup disampaikan kesimpulan keputusan kongres yang disebut Sumpah Pemuda.

Bunyi Isi Sumpah Pemuda

teks Asli Sumpah Pemuda
kochiefrog.com

Melalui kongres Pemuda sukses dihasilkan rumusan yang populer disebut sebagai Sumpah Pemuda. Rumusan tersebut disebut sebagai sumpah pemuda karena sumpah atau ikrar setia yang diucapkan oleh hadirin yang terdiri dari para pemuda. Berikut isi Sumpah Pemuda sebagai hasil dari Kongres Pemuda II.

  1. Pertama : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
  2. Kedua : KAMI POEETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
  3. Ketiga : KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENGDJOENG BAHASA PERSATOEAN BAHASA INDONESIA.

Mohammad Yamin Sebagai sekretaris adalah orang yang membuat naskah rumusan hasil Sumpah Pemuda. Sedangkan yang membacanya dalam Kongres Pemuda II adalah pimpinan acara Sugondo Djojopoespito dengan hikmat. Pada acara berikutnya W. R. Supratman memainkan dengan biola lagu Indonesia Raya.

Melihat sejarah terciptanya Sumpah Pemuda dapat kita cermati bahwa dari awal hingga akhir acara, semuanya dikerjakan oleh pemuda pelajar Indonesia. Meskipun sebenarnya para pemuda pelajar Indonesia yang hadir dalam Kongres berasal dari berbagai organisasi-organisasi pemuda yang mencerminkan sifat kedaerahan.

Namun, ketika kongres mereka semua rela dengan ikhlas melepas ego kedaerahanya masing-masing. Bahkan secara bersama-sama dengan lapang dada mau untuk bergabung menjadi satu dalam satu badan yaitu Indonesia Muda.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.