Perjanjian Tordesillas – Perjanjian Tordesillas adalah perjanjian yang dibuat antara Portugis dan Spanyol yang ditandatangani di Tordesillas pada tanggal 7 Juni 1494. Perjanjian tordesillas dibuat dengan tujuan untuk menengahi konflik antara Portugis dan Spanyol dalam klaim tanah yang baru ditemukan.
Sebelumnya pada tahun 1943, Paus Alexander VI Perjanjian telah membuat garis demarkasi untuk memisahkan daerah kekuasaan Portugis dan Spanyol. Perjanjian Tordesilas dalam bahasa Portugis adalah Tratado de Tordesilhas dan bahasa Spanyolnya adalah Tratado de Tordesillas. Perjanjian ini benar-benar diperhatikan dengan baik oleh kedua pihak, meskipun masih banyak ketidaktahuan mereka mengenai geografi dunia baru.
Namun, perjanjian ini mengabaikan kekuatan-kekuatan Negara-negara lain di Eropa. Bahkan, kekuatan lain di Eropa tersebut pada umumnya tidak mempedulikan isi perjanjian itu, terutama yang menjadi protestan setelah Reformasi Protestan.
Daftar Isi
Latar Belakang Perjanjian Tordesillas
Melalui Perjanjian Tordesillas ini, terjadi pembagian kekuasan antara kerajaan Portugis dan Spanyol untuk menghindari munculnya perang antara keduanya. Sebelum perjanjian itu juga terdapat kejadian-kejadian yang melatarbelakanginya. Salah satu kejadian tersebut adalah penemuan Benua Amerika oleh Columbus.
Penemuan Benua Amerika oleh Christoper Columbus
Kemunculan perjanjian ini diawali dengan peristiwa penemuan Benua Amerika oleh Christoper Columbus pada tahun 1492. Columbus adalah seorang penjelajah yang lahir di Portugis. Namun, pada tahun 1485 setelah kematian istrinya, ia pindah ke Spanyol bersama anaknya, Diego.
Alasan kepindahan Columbus disebabkan pengusa Protugis tidak memberinya dukungan untuk melakukan pelayaran menuju ke sisi barat Portugal. Setelah pindah ke Spanyol, ia mendapat dukuang dari raja Spanyol, Ferdinand II dan Isabella. Raja Spanyol juga memberikan persetujuan untuk menjadikan Columbus sebagai gubernur di tanah yang ditemukannya.
Timbal baliknya, Columbus berjanji akan menyebarkan agama Kristen, membawa pulang remah-rempah, emas, dan perak. Akhirnya, pada tahun 1942 Columbus memulai penjelajahannya menuju ke arah barat Cina. Dalam pelayarannya itu, ia menemukan sebuah benua besar yang memisahkan samudra Atlantik dan Pasifik.
Benua itu adalah Amerika bagain Utara dan Selatan. Pada saat itu lebih dikenal dan dijuluki sebagai “New World” atau “Dunia Baru”.
Keputusan Kepausan “Papal Bull”
setelah menemukan Benua Amerika, Christopher Columbus kembali ke Spanyol pada tahun 1943. Sesampainya di Spanyol, ia kemudian pergi menemui Paus Alexander VI. Pada saat itu Paus berperan sebagai penengah atau wasit dalam segala hal di Eropa. Dimana Paus Alexander VI merupakan seorang paus kelahiran Spanyol.
Setelah mendengar kisah penjelajahan Columbus, Paus Alexander VI memahami kebutuhan untuk membagi tanah yang baru ditemukan itu. Pembagain itu bertujuan untuk mencegah kebingungan antara pihak Portugis dan Spanyol. Oleh, karena itu akhirnya Paus menegluarkan “Keputusan Kepausan” atau “Papal Bull”.
Inti dari keputusan ini adalah pembagian wilayah kekuasaan antara Portugis dan Spanyol. Pembagian dilakukan dengan cara dibuatnya garis khayal yang membentang dari utara sampai selatan. Garis demarkasi atau pemisah ini terletak sejauh 100 liga (3oo mil atau 483 km) dari sebelah barat Kepulauan Cape Verde. Jadi, tanah yang ditemukan di sebelah barat garis demarkasi menjadi hak Spanyol dan di sebelah timur menjadi hak Portugis.
Penandatanganan Perjanjian Tordesillas
Raja Potugis merasa tidak puas dengan keputusan tersebut. Akhirnya ia mengajak raja Ferdinand II dan ratu Isabella berunding mengnai pembagian wilayah tersebut. Hal ini dikarenkan Portugis juga ingin mendapatkan tanah di Dunia Baru. Sehingga ia meminta agar garis demarkasi itu di geser sedikit.
Negosiasi antara kedua pihak tersebut dilaksanakan di Tordesillas, Spanyol. Akhirnya perundingan yang diadakan pada tanggal 7 Juni 1494 mecapai kesepakatan. Hasil dari perundingan itu adalah “Perjanjian Tordesillas”. Pada perjanjian itu disepakati bahwa garis demarkasi yang ditetapkan Paus digeser sejauh 1.110 mil ke arah barat.
Hal itu menjadikan Portugis mendapat hak atas tanah pada sebagian wilayah di Amerika Selatan. Wilayah tersebut terdiri dari Brazil dan seluruh wilayah di Samudra Hindia.
Isi Perjanjian Tordesillas
Isi Perjanjian Tordesillas adalah pembagian wilayah pelayaran antara Portuigis dan Spanyol. Melalui perjanjian yang diberlakukan sejak tanggal 4 Juni 1474 ini, Spanyol akhirnya melakukan pelayaran ke arah barat dari kepulauan Cape Verde.
Wilayah pelayaran itu mencakup daerah Benua Amerika. Hinggaa akhirnya Spanyol mampu belayar hingga mencapai negara Filipina pada tahun 1521. Sedangkan Portugis melakukan pelayaran ke arah timur untuk mencari rempah-rempah. Hingga akhirnya Portugis sampai ke Maluku di tahun yang sama.
Dampak Perjanjian Tordesillas Bagi Indonesia
Dampak dari Perjanjian Tordesillas bagi Indonesia adalah masuknya Portugis ke Maluku dengan tujuan menguasai rempah-rempah di daerah tersebut. Portugis berhasil sampai di Ternate, Maluku Utara pada tahun 1521. Sedangkan, Spanyol pada saat yang sama sudah berhasil menguasai Tidore.
Sehingga, akhirnya terjadi perseteruan diantara keduanya. Secara geografis kerajaan Ternate terletak disebelah selatan kerajaan Tidore. Letak pulau Maluku berada di antara Sulawesi dan Papua. Sehingga menjadikan wilayah itu sebagai lokasi yang strategis dan penting dalam dunai perdagangan.
Masuknya Portugis dan Spanyol ke Indonesia
Pada saat itu pulau Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar dan mendapat julukan sebagai “The Spicy Island”. Bahkan komoditas utama perdagangan pada waktu itu adalah rempah-rempah. Hal ini menyebabkan banyak pedangang dari berbagai negara datang dengan tujuan untuk menguasai rempah-rempah di sana.
Sebelum kedatangan Potugis dan Spanyol di Maluku, telah berdiri 4 kerajaan Islam. Kerajaan tersebut adalah Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang kolano, yang semuanya bersal dari satu garis keturunan, yaitu Ja’far Sadik. Dia adalah orang berkebangsaan arab dan merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.
Hingga akhirnya, pada bulan Desember 1511 perwakilan negara Portugis yang berkedudukan di Malaka mengirimkan 3 kapal ekspedisi pertama menuju ke Maluku. Kemudian diikuti oleh Antonio de Abreu dan Fransesco Serrao yang tiba di Ternate pada tahun 1512. Sedangkan bangsa Spanyol tiba di Tidore pada tahun 1521 menggunakan kapal Victoria dan Trinidad.
Sejak saat itu mulai terjadi konflik yang menimbulkan peperangan antara Portugis dan Spanyol. Akhirnya, pada tahun 1522 Portugis yang dipimpin oleh Antonio de Brito berhasil mengusir Spanyol dari Tidore. Sejak saat itu akhirnya Portugis mulia memonopoli perdagangan rempah-rempah di pulau Maluku.
Perjanjian Zaragoza, Tahun 1529
Berdasarkan kejadian itu akhirnya dibuatlah perjanjian Zaragoza yang disepakati di tahun 1529. Perjanjian itu membagi kembali wilayah penjelajahan mereka. Berdasarkan perjanjian tersebut Maluku dan tanah-tanah lain di bagian Barat Samudra Pasifik yang dimiliki oleh Spanyol diserahkan ke tangan Potugis. Spanyol mau melepas klaim atas Maluku dan memberikannya kepada Portugis dengan ganti sebanyak 350.000 dukat emas.
Dampak Pendudukan Portugis di Indonesia
Dampak dari pendudukan Potugis di Maluku, masih dapat dirasakan hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat dari kebudayaan di Maluku yang terpengaruh oleh kebudayaan Portugis. Terdapat beberapa kebudayaan yang ditinggalkan oleh Portugis selama berada di Maluku.
Seperti balada-balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar yang berasal dari kebudayaan Portugis. Terdapat juga beberapa kosa kata Bahasa Indonesia j yang berasal dari bahasa Portugis. Contohnya adalah pesta, sabun, bendera, meja, Minggu, dan alin sebaginya.
Semoga artikel tentang Perjanjian Tordesillas ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan mengenai sejarah perjanjian tersebut. Hal itu dikarenakan perjanjian tersebut juga berdampak bagi bangsa Indonesia hingga saat ini. Salam.