Cara Membaca Jangka Sorong, Pengertian, Sejarah, Bagian-bagian, dan Kegunaanya

JANGKA SORONG merupakan alat ukur yang sering oleh orang-orang yang memiliki profesi sebagai tekniksi,  atau mekanis. Selain itu bagi orang yang sedang belajar mendalami ilmu teknik dan mekanikal tentu sudah tidak asing dengan alat yang satu ini.

Umumnya jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter benda atau lubang pipa. Selain itu, masih banyak fungsi lain yang dimiliki oleh alat ukur ini. Agar Anda dapat memahami lebih baik dan jelas mengenai jangka sorong, simaklah artikel berikut ini yang mengupas secara detail mengenai jangka sorong.

Daftar Isi

Pengertian Jangka Sorong

Pengertian Jangka Sorong
Jangka Sorong (revenge47.blogspot.co.id)

Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian 0,01 milimeter, sehingga Anda dapat mengukur ukuran sebuah benda dengan lebih teliti dan akurat. Pada jangka sorong terdapat dua bagian yang bisa digunakan untuk melakukan pengukuran.

Bagian pertama biasa disebut rahang luar yang biasanya digunakan untuk mengukur diameter dalam pada sebuah lubang seperti pipa, lubang besi, dan lain-lain. Bagian kedua biasa disebut rahang dalam yang berfungsi untuk mengukur diameter suatu benda.

Pada jangka sorong juga terdapat 2 buah skala yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pertama adalah skala utama yang menggunakan satuan centimeter dan milimeter pada bagian bawah dan satuan inch pada bagian atas. Kedua adalah skala nonius atau  vernier.

Cara Membaca Jangka Sorong

Cara Membaca Jangka Sorong
Cara Membaca Jangka Sorong (informazone.com)

Berikut adalah cara membaca jangka sorong yang baik dan benar. Lakukan dan cermati setiap langkah berikut dengan baik, agar mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti dan akurat.

  1. Periksa kondisi alat ukur jangka sorong, jika terdapat debu atau kotoran bersihkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu hasil pengukuran.
  2. Geser jangka sorong hingga rapat, kemudian pastikan nilai pengukuran berada tepat pada posisi Nol.
  3. Bersihkan permukaan benda yang dapat diukur, hingga betul-betul tidak terdapat material lainnya yang dapat mengurangi keakuratan dan ketelitian hasil pengukuran.
  4. Lakukan pengukuran dengan cara menggeser jangka sorong sehingga cocok dengan benda yang akan diukur.
  5. Kemudian pastikan posisi benda yang akan diukur betul-betul telah terjepit atau terukur secara benar.
  6. Pastikan posisi jangka sorong benar-benar lurus, baik secara vertikal maupun horizontal.
  7. Baca hasil pengukuran secara seksama dan teliti.
  8. Lihat hasil pengukuran yang ditunjukkan pada skala utama, dengan memperhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier (Nonius).
  9. Kemudian, perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan posisi terlurus terhadap nilai pada skala utama.
  10. Jika posisi yang paling lurus berada pada angka Nol dari garis skala vernier, bermakna hasil pengukuran adalah nilai bulat atau bukan desimal.
  11. Namun jikalau tidak tepat berada pada angka nol, perhatikan hasil yang mendekati, dengan cara memperhatikan angka lainnya yang paling lurus dengan garis skala utama, hasil ini adalah nilai desimal dari hasil pengukuran utama.
Baca Juga :  Fisika Bangunan, Pengertian dan Kegunaannya dalam Perancangan Bangunan

Sejarah Jangka Sorong

Pierre Vernier
Pierre Vernier (alcala2016.org)

Jangka sorong telah ada sejak zaman yunani dan romawi kuno, namun bentuknya pada saat itu memiliki bentuk yang berbeda dengan yang ada saat ini. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat ukur yang mirip seperti jangka sorong pada reruntuhan insiden kecelakaan kapal (The Greek Giglio Wreck).

Bangsa China juga dianggap telah menggunakan jangka sorong ketika era Dinasti Han (202-220 SM). Alat ukur tersebut dibuat dari bahan perunggu dan bertuliskan tanggal pembuatannya. Selain digunakan untuk mengetahui ukuran suatu benda, zaman dahulu bangsa Eropa juga menggunakannya sebagai penunjuk arah.

Jangka sorong yang biasa kita gunakan saat ini ditemukan di kota Oranan, Perancis pada tahun 1600-an. Alat ukur ini dirancang dan dibuat oleh seorang ahli matematika dan sains bernama Pierre Vernier. Beliau adalah orang yang menciptakan skala yang diberi nama skala vernier atau lebih dikenal sebagai skala nonius.

Penjelasan mengenai skala nonius telah ia sebutkan di dalam buku karangannya yang berjudul “La construction, visage, et les proprietes fue quadrant nouvea de mathmatiques“. Skala nonius adalah sebuah skala yang terdapat dalam jangka sorong.

Pemakaian nama skala nonius dipakai oleh kebanyakan orang yang hidup sejak sebelum abad ke 19. Dimana nama skala tersebut ditemukan oleh seseorang berkebangsaan spanyol bernama Dedron Nunes.

Akan tetapi di awal abad ke-19, seorang bangsawan berkebangsaan Perancis mengubah nama skala tersebut kembali kepada skala vernier. Jangka sorong modern yang sering digunakan sekarang ini pertama kali diproduksi oleh Joseph Brown pada tahun 1851.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Bagian-bagian Jangka Sorong
Bagian-bagian Jangka Sorong (informazone.com)

Jangan sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang dan terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut adalah  skala utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengatur garis tengah luar, dan pengukur kedalaman. Berikut penjelasan detil mengenai setiap bagian-bagiannya.

1. Rahang Pengatur Garis Tengah Dalam

Bagian yang pertama adalah rahang pengatur garis tengah dalam atau rahang dalam yang dalam bahasa inggris disebut inner jaws. Bagian ini tersusun atas dua bagian, bagian pertama adalah bagian yang tetap atau tidak bergeser. Sedangkan bagian yang ke dua bisa digeser.

Bagian rahang dalam atau inner jaws berguna untuk mengukur diameter luar, sisi luar, lebar bagian luar, atau ketebalan luar suatu benda.

2. Rahang Pengatur Garis Tengah Luar

Selanjutnya adalah bagian rahang pengatur garis tengah luar atau rahang luar yang dalam bahasa inggris disebut outer jaws. Bagian rahang luar juga terdiri dari dua bagian seperti halnya rahang dalam yang terdiri dari bagian yang tidak bisa digeser atau tetap dan bagian yang bisa digeser.

Kegunaan rahang luar atau outer jaws adalah untuk mengetahui ukuran diameter dalam, sisi dalam, lebar bagian dalam, atau ketebalan dalam sebuah benda.

Baca Juga :  Cara Mengatasi Polusi Udara Serta Dampak dan Sumber Pencemaran Udara

3. Pengukur Kedalaman

Bagian berikutnya adalah pengukur kedalaman atau dalam bahasa inggris disebut depth measuring blade. Bagian ketiga ini tersusun dari dua bagian, pertama bagian yang tidak bisa bergerak atau tetap dan kedua bagian yang bisa bergeser atau bertambah panjang.

Fungsi dari pengukur kedalaman adalah untuk mengukur kedalaman lubang, ketinggian, ketebalan bagian dalam atau pun bagian luar pada suatu benda.

4. Skala Utama

Bagian lainnya yang ada pada jangka sorong adalah bagian yang tidak bergerak atau tetap. Pada bagian ini tertulis nilai dan garis-garis yang berfungsi sebagai skala Utama berasal dari hasil pengukuran.

Terdapat 2 macam satuan yang digunakan pada skala utama dari hasil pengukuran, yakni skala satuan imperial (inch) yang terdapat pada bagian atas, dan skala satuan metrik (centimeter dan milimeter) yang terdapat pada bagian bawah.

5. Skala Nonius

Bagian yang terkahir adalah skala nonius atau vernier yang beruna sebagai pentunjuk hasil pengukuran. Berbeda dengan skala utama yang tidak bisa begerak, skala nonius merupakan bagian yang dapat bergeser. Dimana nilai skala nonius juga terdiri dari dua jenis yakni skala imperial (inch) di bagian atas dan skala metrik (milimeter) di bagian bawah.

Skala nonius ini berguna sebagai penunjuk hasil pengukuran untuk nilai Skala utama dan skala ini nantinya akan dituliskan dalam bentuk bilangan desimal pada hasil pengukuran utama.

Fungsi atau Kegunaan Jangka Sorong

Fungsi Jangka Sorong
Fungsi Jangka Sorong (slideplayer.com)

Setelah kita mengetahui pengertian, sejarah, cara membaca, dan bagian-bagian jangka sorong, terakhir akan dibahas mengenai fungsi atau kegunaan alat ukur ini. Berikut adalah beberapa fungsi atau kegunaan yang dimiliki jangka sorong.

1. Berfungsi untuk Mengukur Panjang

Benda yang ukurannya tidak terlampau panjang bisa di ukur menggunakan alat ini, sebab kebanyakan jangka sorong memiliki batas pengukuran maksimal 25 cm. Meskipun hal ini juga bergantung pada spesifikasi pabrik yang membuat dan menjualnya.

2. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Dalam

Pada pabrik-pabrik industri kecil kadang diperlukan alat untuk mengetahui ukuran diameter sebuah benda seperti lubang besi, pipa atau alat-alat yang lainnya. Untuk melakukan hal ini dapat digunakan jangka sorong yang bisa berguna untuk mengukur diameter dalam suatu benda.

3. Berfungsi untuk Mengukur Diameter Luar

Mungkin terkadang kita juga memerlukan untuk melakukan pengukuran terhadap diameter luar suatu benda. Misalnya seorang tukang las yang ingin membuat jendela. Ia akan membutuhkan jangka sorong untuk mengukur diameter besi yang akan digunakan.

4. Berfungsi untuk Mengukur Kedalaman atau Ketinggian

Ada kalanya kita perlu untuk melakukan pengukuran kedalaman pada sebuah lubang kecil yang tidak bisa dimasuki oleh alat ukur penggaris. Ketika hal itu terjadi Anda bisa menggunakan jangka sorong untuk melakukan pengukuran kedalam atau ketinggian pada sebuah lubang.

3 pemikiran pada “Cara Membaca Jangka Sorong, Pengertian, Sejarah, Bagian-bagian, dan Kegunaanya”

  1. terimakasih atas berbagi ilmunya…
    Mohon ijin utk saya buat aplikasiny buat pembelajaran berbasis android.

    Balas

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.