15 Faktor yang Mempengaruhi Investasi, Temukan Disini!

Di era modern saat ini, investasi memang sangat diminati berbagai kalangan. Hal tersebut tidak terlepas dari nominal profit yang ditawarkan oleh setiap instrumen investasi. Akan tetapi, untuk meminimalisir risiko kerugian, sebaiknya ketahui terlebih dahulu apa saja faktor yang mempengaruhi investasi.

Dalam investasi, ada berbagai aspek yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan dan juga kegagalan investor saat berinvestasi ke industri tertentu. Sebagai smart investor, Anda dituntut untuk memahami faktor yang mempengaruhi iklim investasi supaya tidak salah dalam mengambil keputusan.

Daftar Isi

Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Investasi? Temukan Jawabannya Disini!

Tertarik untuk berinvestasi pada bidang tertentu? Jangan terburu-buru, kenali terlebih dahulu berbagai aspek penting harus dipertimbangkan sebelum berinvestasi. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Tren

Sama halnya dengan fashion, dalam bidang investasi juga ada yang namanya tren. Istilah tren mengacu pada pengaruh perhatian masyarakat terhadap peningkatan maupun penurunan harga investasi.

Apabila para investor sering membicarakan mengenai investasi saham tertentu, biasanya harga saham tersebut akan melonjak nak. Sebaliknya, jika saham tersebut jarang diperbincangkan, harganya akan turun.

Tren dapat memberikan pengaruh besar terhadap investasi, khususnya investasi jangka pendek. Dengan memperhatikan tren, Anda bisa lebih mudah dalam memprediksi pergerakan harga aset pada masa depan.

2. Pendapatan per Kapita

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat investasi adalah pendapatan per kapita nasional. Perlu dipahami, bahwa pendapatan per kapita merupakan penghasilan nasional yang dibagi dengan jumlah penduduk di suatu wilayah geografis atau negara.

Informasi tentang pendapatan per kapita dapat digunakan sebagai standar bahan evaluasi untuk mengetahui rata-rata penghasilan setiap warga negara.

Pendapatan per kapita memiliki dampak besar dalam mempengaruhi investasi. Khususnya dalam mengukur kemampuan masyarakat untuk membeli suatu produk. Dapat dikatakan, bahwa semakin rendah pendapatan per kapita, semakin rendah potensi produk bisa terjual.

3. Situasi Industri dan Ekonomi

Kondisi industri serta perekonomian di sebuah negara dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan maupun kegagalan investasi. Contohnya, apabila terdapat sebuah perusahaan yang terus berkembang secara pesat, sehingga mampu menarik perhatian para investor.

Semakin banyak penanam saham yang tertarik menyuntikkan dana di suatu industri, maka nilai investasinya akan semakin meningkat. Namun, Anda juga harus tahu bahwa tingginya investasi mempunyai peran besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di sebuah negara.

Baca Juga :  Cara Ampuh Atasi Masalah Menyusui ASI Kembali Atau Relaktasi

4. Situasi Politik dan Keamanan

Keadaan perpolitikan serta keamanan di suatu negara juga bisa mempengaruhi nilai investasi. Jika situasi politik di sebuah negara sedang tidak baik, investor umumnya cenderung akan menarik modal dari negara tersebut. Hal ini tentu akan berdampak pada nilai investasi yang menurun tajam.

5. Sarana dan Prasarana Tersedia

Faktor yang mempengaruhi investasi selanjutnya adalah keadaan sarana dan prasarana. Semakin bagus sarana serta prasarana yang tersedia, maka semakin banyak pula pemilik modal yang tertarik menyuntikkan anggaran ke pihak penyedia sarana dan prasarana tersebut.

6. Usia Investor

Tidak bisa dipungkiri, bahwa kecenderungan orang dalam berinvestasi juga dipengaruhi oleh faktor usia. Investor pada rentang usia 25 – 45 tahun biasanya fokus untuk mendapatkan profit tinggi, sehingga seringkali tidak berpikir panjang dalam membeli aset berisiko.

Sementara itu, investor berusia 45 – 65 tahun umumnya lebih memilih investasi pada aset yang relatif lebih aman dan stabil. Sedangkan di usia 65 tahun ke atas, investor akan lebih konservatif dan lebih menyukai instrumen jangka panjang, seperti obligasi dan reksadana.

7. Tingkat Risiko

Satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi industri investasi adalah risiko. Hal ini dikarenakan setiap investor mempunyai pandangan berbeda-beda mengenai risiko yang akan ditanggung.

Berdasarkan pada Pintu Academy, disebutkan bahwa terdapat 3 tipe investor, yaitu:

  • Risk Indifferent / Risk Neutral : Tipe investor yang tidak begitu peduli atau fokus pada risiko saat mengambil keputusan investasi.
  • Risk Seeker : Investor yang lebih suka pada instrumen berisiko untuk mendapatkan profit besar.
  • Risk Averter : Tipe pemilik modal yang kurang suka dengan risiko dan lebih menyukai produk investasi aman dari fluktuasi (perubahan harga khusus) tertentu.

8. Likuiditas

Istilah likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (pinjaman) saat jatuh tempo. Investor dengan budget terbatas biasanya lebih suka dengan investasi likuid yang cenderung lebih mudah untuk dicairkan. Sehingga dapat memperoleh profit dalam waktu singkat.

9. Pajak

Pada kenyataannya, pajak juga merupakan salah satu faktor penentu investasi. Hal tersebut karena pada umumnya setiap instrumen investasi akan dikenakan pajak oleh negara.

10. Stabilitas Investasi

Tingkat stabilitas produk menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi investasi. Hal ini dikarenakan instrumen investasi seperti saham tergantung pada fluktuasi pasar. Apabila keadaan pasar baik, harga saham akan mengalami kenaikan. Akan tetapi, jika pasar sedang kacau, maka harga saham bisa anjlok.

Baca Juga :  Apa Itu Aktiva Tidak Berwujud? Temukan Ciri Ciri, Manfaat, dan Contohnya Disini!

Para investor yang tidak ingin mengambil risiko tinggi, akan lebih cocok apabila berinvestasi pada instrumen yang memiliki profit sedang tapi nilai produk stabil.

11. Perubahan Suku Bunga

Penetapan suku bunga ditetapkan bank sentral, yaitu Bank Indonesia (BI). Pengaturan suku bunga oleh BI dilakukan dengan tujuan menstabilkan nilai tukar rupiah. Ketika suku bunga mengalami penurunan, maka pemilik modal akan terdorong untuk melakukan investasi, khususnya ke obligasi atau saham.

Akan tetapi, saat suku bunga sedang naik, pihak investor tentu akan merasa ragu untuk menanamkan dana yang dimiliki. Sebab hal ini bisa memberikan dampak pada lesunya investasi.

12. Birokrasi Perizinan

Setiap investor umumnya harus melalui prosedur perizinan dan birokrasi tertentu sesuai ketentuan pemerintah. Birokrasi panjang biasanya akan membuat biaya operasional bagi pemilik modal semakin membengkak. Padahal, bagi pelaku usaha, waktu sama dengan uang.

13. Sumber Daya Manusia (SDM)

Kualitas SDM menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi daya tarik para investor. Apalagi, di zaman modern seperti sekarang. Penggunaan teknologi canggih semakin diminati perusahaan. Untuk mengoperasikan teknologi tersebut, maka membutuhkan SDM yang mempunyai keterampilan handal.

14. Sumber Daya Alam (SDA)

Keberadaan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara umumnya dijadikan pertimbangan utama para investor dalam menanamkan modal. Hal ini juga berlaku di Indonesia.

Secara umum, terdapat dua sumber daya alam Indonesia yang menjadi daya tarik bagi investor asing, yaitu:

  • Fosil (Minyak bumi, batu bara, dan gas alam).
  • Pariwisata.

15. Tingkat Inflasi

Situasi inflasi yang terjadi di suatu negara menjadi salah satu indikasi bagi stabilitas ekonomi makro pada suatu negara. Biasanya, investor akan menanamkan modal di negara yang memiliki tingkat inflasi rendah. Ini karena inflasi tinggi dapat memberikan pengaruh negatif dan meningkatkan risiko proyek investasi.Setelah mengetahui faktor yang mempengaruhi investasi, akan lebih mudah bagi Anda untuk menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan budget. Pasalnya, aspek aspek berpengaruh dalam investasi di atas dapat dijadikan bahan acuan untuk memprediksi dan meminimalisir risiko kerugian.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.