Kumpulan kisah inspiratif memiliki banyak manfaat karena dapat memberi umat manusia suri tauladan serta contoh dalam menjalani hidup. Beberapa kisah inspiratif dalam agama Islam berasal dari kisah-kisah para nabi dan rasul, para sahabat hingga tokoh-tokoh Islam.
Setiap nabi dan rasul yang diutus Allah SWT memiliki kisahnya masing-masing. Para nabi dan rasul itu memiliki cerita perjuangan menghadapi kaum yang musyrik dengan berbagai cobaan tersendiri. Dari sekian banyak cerita yang ada mereka menunjukkan kesabaran, kekuatan, keikhlasan dan banyak sifat lainnya yang bisa dijadikan contoh dan teladan dalam hidup.
Daftar Isi
1. Kisah Inspiratif Ketaatan Nabi Ismail pada Ayahnya
Dari kisah para nabi dan rasul, kita bisa belajar bagaimana menyikapi segala permasalahan yang ada di dalam kehidupan dan bagaimana bersikap dengan sesama.
Salah satu kisah yang bisa dijadikan teladan adalah kisah kepatuhan dan ketawadhu’an Nabi Ismail kepada sang ayah Nabi Ibrahim AS. Nabi Ismail AS merupakan contoh seorang anak yang selalu taat dan berbakti kepada orang tuanya.
Sejak sebelum diutus menjadi nabi dan rasul, Ismail remaja sudah menunjukkan tanda-tanda bakti luar biasa kepada sang ayah dan ketaatan kepada Allah SWT. Beliau tidak pernah ragu akan apa yang diucapkan sang ayah jika terkait keimanan kepada Tuhan.
Saat Nabi Ismail berada di usia remaja, turunlah perintah Allah SWT pada sang ayah untuk menyembelihnya. Awalnya, Nabi Ibrahim sempat ragu karena ia sangat menyayangi sang anak. Selain itu ia takut jika mimpi itu hanyalah siasat setan untuk menggoyahkan imannya.
Namun, saat mimpi itu datang sebanyak tiga kali, Nabi Ibrahim pun langsung bertindak dan menceritakannya pada Nabi Ismail. Mengetahui jika dirinya harus dikorbankan, Nabi Ismail bukannya takut, beliau justru dengan sukarela dan tanpa ragu bersedia dikorbankan sang ayah demi memenuhi perintah Allah SWT.
Ia rela dikorbankan demi menjalankan perintah Allah SWT. Akibat keikhlasan dan kepatuhannya tersebut Nabi Ismail selamat dari prosesi pengorbanan. Saat pisau tajam hendak mendarat di lehernya, Allah SWT mengganti Nabi Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini lah yang menjadi awal mula qurban yang kini ada di hari raya Idul Adha.
Tak cuma saat remaja, saat beranjak dewasa pun Nabi Ismail tetap menunjukkan sikap berbakti dan mematuhi sang ayah. Kisah ketawadhu’an Nabi Ismail pada sang ayah itu kembali terjadi saat beliau telah berumah tangga.
Suatu hari, Nabi Ibrahim mengunjungi rumah Nabi Ismail yang berada di Makkah. Namun, di saat yang bersamaan Nabi Ismail sedang keluar untuk berburu. Akhirnya, Nabi Ibrahim pun hanya bertemu dengan istri dari putranya tersebut.
Bertemu dengan sang menantu, Nabi Ibrahim tidak memberitahu siapa dirinya. Beliau lantas bertanya di mana suaminya dan apa pekerjaannya. Istri Nabi Ismail pun menceritakan jika suaminya pergi berburu dan kehidupan mereka terhitung cukup sulit.
Mendengar semua cerita istri Nabi Ismail tersebut, Nabi Ibrahim pun kemudian pergi sembari menitipkan sebuah pesan kepada istri Nabi Ismail, “Apabila suamimu datang sampaikan padanya salam dariku dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya.”
Saat Nabi Ismail sampai di rumah, istrinya pun menceritakan kedatangan Nabi Ibrahim sekaligus pesannya. Mendengar penuturan istrinya, Nabi Ismail pun lantas menjelaskan jika orang yang menitip pesan itu adalah ayahnya. Kemudian yang dimaksud palang pintu adalah sang istri. Maka, Nabi Ismail pun menceraikan istrinya dengan menyuruhnya pulang ke rumah orang tua.
Setelah menceraikan istrinya sebagaimana yang dipesankan sang ayah, Nabi Ismail lantas kembali menikah dengan perempuan berbeda.Usai Nabi Ismail menikah lagi, Nabi Ibrahim kembali datang dan melakukan hal yang sama.
Bedanya, istri Nabi Ismail yang kedua itu memberikan jawaban lain saat didatangi. Wanita itu mengatakan jika kehidupan mereka penuh kenikmatan dan kebaikan. Mendengar penuturan menantunya tersebut Nabi Ibrahim pun menitipkan pesan. Beliau meminta agar Nabi Ismail mengokohkan palang pintu rumahnya kali ini.
Istri dari Nabi Ismail pun menceritakan kedatangan Nabi Ibrahim sekaligus salam dan pesannya. Saat mendengar penuturan istrinya tersebut, Nabi Ismail menjelaskan jika laki-laki yang datang itu adalah ayahnya.
Kemudian yang dimaksud dengan mengokohkan palang pintu artinya untuk tetap mempertahankan istrinya yang sekarang. Dan benar saja istri Nabi Ismail yang menjawab berbeda itu dikisahkan sebagai wanita yang baik dan pandai bersyukur. Nabi Ismail pun memetik banyak kebaikan dari kepatuhannya pada orang tua.
2. Kisah Kesabaran Nabi Nuh pada Kaumnya
Nabi Nuh AS adalah salah satu dari golongan Ulul Azmi. Ulul Azmi adalah golongan para nabi dan rasul yang dikenal memiliki ketabahan luar biasa. Golongan tersebut terdiri dari Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa As, Nabi Isa As dan Muhammad SAW.
Kisah inspiratif Nabi Nuh menghadapi kaumnya memang penuh ujian kesabaran yang luar biasa. Kaum Nabi Nuh adalah salah satu kaum yang sulit untuk diajak melangkah ke jalan kebenaran hingga membutuhkan ratusan tahun untuk berdakwah.
Kisah ujian kesabaran Nabi Nuh terlihat ketika beliau menyerukan kebenaran Allah SWT pada kaumnya. Nabi Nuh kala itu harus menghadapi banyak penolakan dan menerima tindakan tidak menyenangkan dari kaumnya.
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya selama 950 tahun,hanya sekitar 20 orang saja yang berhasil mengikuti ajakannya dan menyatakan keimanan kepada Allah SWT. Padahal, Nabi Nuh tak pernah lelah siang malam berdakwah. Bahkan sang istri dan anaknya yang bernama Kan’an pun tak mau beriman pada ajaran yang dibawanya.
Meski begitu, Nabi Nuh selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan. Saat tiba saatnya Allah SWT memintanya untuk membuat sebuah kapal besar, Nabi Nuh menerima banyak hujatan dari kaumnya. Beberapa orang kafir kala itu bahkan mengencingi dan membuang kotoran di kapal yang tengah dibangun Nabi Nuh.
Menerima banyak cemoohan dan tindakan tidak baik tersebut, Nabi Nuh tetap tabah dan menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian saat kapal itu telah jadi, Nabi Nuh lantas mengumpulkan para penikutnya ke dalam kapan dan juga hewan-hewan dalam kondisi sepasang demi menghindari azab banjir besar yang akan segera datang.
Dan benar saja ada banjir besar yang melanda dan menghancurkan kaum yang kafir dan tidak mau menerima ajaran Nabi Nuh. Di saat terombang-ambing dalam banjir, Nabi Nuh melihat sang anak berusaha menyelamatkan diri. Ia pun menawarkan sang anak untuk ikut dengannya.
Tapi, putra nabi Nuh yang bernama Kan’an itu tetap ingkar dan memilih lari ke tempat yang lebih tinggi. Melihat anaknya turut menjadi korban banjir besar bersama kaumnya yang durhaka itu pun Nabi Nuh kembali diuji kesabarannya. Meski kehilangan putranya, Nabi Nuh tetap beriman kepada Allah SWT. Kesabaran Nabi Nuh akhirnya membuat beliau dan umatnya yang selamat dari azab.
3. Belajar Menahan Godaan Dunia dari Kisah Nabi Yusuf
Kisah Nabi Yusuf adalah salah kisah satu nabi dan rasul yang memberikan pelajaran untuk menahan godaan wanita. Nabi Yusuf dikatakan memiliki wajah yang sangat tampan. Ketampanan Nabi Yusuf AS bahkan sempat membuat salah satu istri pembesar Mesir terpikat dan berniat mengajaknya berbuat maksiat.
Kisah inspiratif menahan godaan dari Nabi Yusuf ini diteladani lewat kisahnya saat berada di negara Mesir. Nabi Yusuf yang diselamatkan dari sumur kemudian berakhir bekerja pada seorang pembesar di Mesir. Karena ketampanannya, istri pembesar tersebut yang bernama Zulaikha pun menyukai Nabi Yusuf.
Wanita tersebut mencoba menggoda Yusuf dan mengajaknya berbuat maksiat. Namun Nabi Yusuf masih dilindungi Allah SWT dan menolak mentah-mentah ajakan majikannya tersebut. Nabi Yusuf bahkan harus menerima fitnah dari majikannya tersebut.
Nabi Yusuf difitnah akan melakukan hal tak senonoh pada sang majikan. Padahal hal tersebut tak dilakukannya. Allah SWT kala itu menolong Nabi Yusuf dengan perantara seorang bayi. Bayi tersebut bersaksi dan membenarkan jika Nabi Yusuf tak bersalah. Merasa malu, majikan Nabi Yusuf pun menutup kasus itu sampai disitu saja.
Meski begitu, berita ketertarikan Zulaikha pada Nabi Yusuf pun menyebar ke kalangan masyarakat terpandang. Zulaikha yang menjadi gosip si kalangan berada itu pun mengundang para istri pembesar untuk dijamu di rumahnya.
Ia meminta Nabi Yusuf untuk keluar agar ketampanannya bisa dilihat para istri pembesar. Wanita-wanita tersebut pun terpanah hingga sampai tangan mereka tergores karena tak sadar sedang mengupas apel akibat terlalu terpesona pada Nabi Yusuf.
Usai melihat ketampanan Nabi Yusuf, para wanita itu pun menunjukkan ketertarikan dan mencoba merayu Nabi yusuf dengan pandangan, lirikan dan gerakan tertentu. Mengetahui hal tersebut Nabi Yusuf pun memohon agar diselamatkan oleh Allah SWT.
Beliau bahkan lebih rela berada di penjara daripada harus menuruti ajakan kemaksiatan dari para wanita termasuk istri majikannya.
Nabi yusuf memang akhirnya di penjara. Namun, Nabi Yusuf mendapatkan keberkahan lain saat berada di penjara. Beliau kemudian terbebas dan justru menjadi salah satu pembesar Mesir yang menolong negara tersebut dari paceklik 7 tahun berturut.
Beliau menjadi orang penting yang pada akhirnya akan menolong banyak orang menuju jalan Allah SWT.
4. Meneladani Kisah Nabi Muhammad SAW, Seorang Pemimpin yang Luar Biasa
Nabi Muhammad SAW tak hanya menjadi rasul terakhir namun juga seorang pemimpin umat Islam yang luar biasa. Sudah jadi pengetahuan umum jika akhlak Nabi Muhammad SAW sangat mulia. Beliau tak pernah tergoda duniawi dan tak mau merepotkan orang lain meski sejatinya beliau bisa mendapatkan sesuatu hanya dengan sekali ucap.
Salah satu kisah inspiratif Nabi Muhammad SAW adalah saat beliau mengajarkan untuk menahan nafsu dunia. Saat melakukan salat Isya’ bersama para sahabat, ada sebuah kejadian tak biasa. Terdengar bunyi krek dari arah imam yang tak lain adalah arah Nabi Muhammad SAW.
Selesai salat para sahabat pun saling pandang dan memiliki kekhawatiran yang sama jikalau Nabi Muhammad SAW sedang sakit. Dari banyaknya sahabat tersebut, Umar bin Khattab pun memberanikan diri bertanya.
Saat ditanya apakah Nabi Muhammad SAW sedang sakit, beliau menjawab tidak sebanyak tiga kali. Karena terdesak dengan pertanyaan para sahabatnya, Nabi Muhammad SAW akhirnya membuka kain yang membalut perutnya. Terlihatlah batu-batu kecil dalam kain itu. Umar pun kembali bertanya perihal batu tersebut.
Nabi Muhammad lantas menjelaskan jika beliau merasa lapar dan tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Batu tersebut digunakan untuk menahan rasa lapar yang datang. Mengetahui hal tersebut, Umar dengan suara bergetar karena sedih pun mempertanyakan kenapa Rasulullah tidak berkata lapar sehingga para sahabat bisa memberikan makanan yang lezat.
Namun, Rasulullah mengatakan tidak. Beliau sejatinya tahu jika para sahabat siap memberikan apapun dari mulai makanan lezat hingga nyawa sebagai wujud rasa cinta. Namun, Nabi Muhammad lantas menjelaskan bagaimana nanti ia menghadap Allah SWT dan menyembunyikan malu. Karena sebagai pemimpin beliau hanya menjadi beban pada orang yang dipimpinnya.
Mendengar penuturan Nabi Muhammad SAW tersebut, para sahabat pun terdiam. Mereka yakin mereka sudah benar memberikan segala kecintaan kepada Rasulullah SAW. Orang yang sejatinya mampu melakukan segalanya hanya dengan satu ucapan namun tidak melakukannya.
Rasulullah memberi mereka banyak teladan tentang menahan diri dari segala godaan duniawi. Rasulullah mengajarkan berpuasa dan menahan diri dari nafsu dan tidak mengambil hak yang bukan miliknya kepada para sahabat.
5. Kisah Nabi Muhammad SAW dan Orang Beda Agama
Rasulullah SAW memberikan tauladan untuk berbuat baik kepada siapa saja termasuk yang berbeda agama. Alkisah suatu hari ada sebuah perselisihan antara orang muslim dan orang yahudi. Awalnya, orang yahudi menawarkan barang dagangannya pada orang muslim. Lalu si muslim membalas dengan hal yang tidak disukai oleh orang yahudi tersebut.
Orang yahudi itu pun lantas mengucapkan sumpah serapah dan mengagungkan Nabi Musa AS diatas semua manusia di muka bumi ini. Tidak terima orang muslim itu pun mendekati orang yahudi dan menamparnya. Karena bagaimana mungkin orang Yahudi bisa berbicara begitu padahal ada Rasulullah SAW diantara mereka.
Tak terima dengan tindakan orang muslim tersebut, orang yahudi itu pun lantas melapor kepada Rasulullah atas apa yang dialaminya. Bukannya membela orang muslim tersebut, Rasulullah malah tidak setuju dengan sikap pria muslim yang menampar orang yahudi tadi.
Beliau membela orang yahudi tadi dan memarahi orang muslim. Rasulullah lantas bersabda agar tidak membanding-bandingkan dirinya dengan para nabi Allah SWT sebelumnya. Karena para nabi memiliki tugas yang sama yakni menyeru kepada umat manusia untuk bertauhid kepada Allah SWT.
Rasulullah lantas mengumpamakan jika dirinya dan para nabi sebelumnya ibarat membangun sebuah rumah. Masih ada satu bagian yang belum digarap oleh nabi sebelumnya yakni satu tempat ubin di sebuah sudut.
Rasulullah pun mengumpamakan dirinya bak ubin tersebut yang akhirnya menyempurnakan dan penutup para nabi. Rasulullah pun mengajarkan agar selalu mengagungkan semua nabi dan tidak merendahkan atau melebihkan satu dengan lainnya.
Tak cuma pada kisah tersebut, Nabi Muhammad SAW menunjukkan toleransi perbedaan agama dalam kisah lainnya. Dikisahkan suatu hari Nabi sedang duduk dengan para sahabatnya. Tiba-tiba rombongan orang lewat membawa jenazah orang Yahudi. Nabi Muhammad SAW secara spontan berdiri untuk menghormati jenazah orang yahudi.
Sahabat pun bingung dan bertanya dengan sedikit protes kenapa Rasulullah melakukan hal tersebut padahal itu adalah jenazah orang Yahudi. Nabi pun menjawab jika mereka juga manusia sehingga sesama manusia harus saling menghormati meski beragama lain.
Dari lima kisah inspiratif para nabi dan rasul diatas kita bisa meneladani kesabaran,keikhlasan, kepatuhan dan menghargai sesama. Para nabi dan rasul tidak pernah mengajarkan perpecahan sebaliknya, mereka menunjukkan teladan saling menghargai sesama.