Simbiosis Parasitisme, Contoh, Pengertian, dan Gambarnya Lengkap

SIMBIOSIS PARASITISME – Pada simbiosis jenis ini salah satu pihak akan mendapat keuntungan yang berasal dari organisme yang menjadi pasangannya. Organisme yang mendapat makanan (keuntungan) kebanyakan berukuran lebih kecil daripada makhluk hidup yang diambil makanannya (dirugikan).

Secara umum terdapat 3 jenis simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Pada artikel kali ini akan dibahas secara lengkap mengenai simbiosis parasitisme. Pada tulisan di bawah akan dijelaskan pengertian dan contoh-contohnya, agar Anda menjadi lebih paham dan mengerti.

Daftar Isi

Contoh Simbiosis Parasitisme

simbiosis parasitisme
Tikus (independent.co.uk)

Organisme yang mengambil makanan dari organisme lain ini disebut parasit. Adapun organisme yang diambil makanannya biasa disebut inang. Jadi pada simbiosis parasitisme terdapat pihak yang diuntungkan dan dirugikan. Pihak yang diuntungkan biasanya disebut parasit. Oleh karena itu interaksi ini dinamakan simbiosis parasitisme.

Adanya simbiosis parasitisme sangat diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup organisme didalam suatu ekosistem. Coba saja kalian renungkan dan bayangkan apa yang akan terjadi jika seluruh serangga habis dibasmi dan musnah.

Akibtanya adalah tumbuhan-tumbuhan yang penyerbukannya bergantung pada perlindungan serangga tidak akan sanggup membuahkan biji sehingga lambat laun menjadi punah. Hal ini tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem.

1. Hubungan Cacing Pita dengan Manusia

Cacing Pita sebagai parasit
Cacing Pita (news.wisc.edu)

Contoh simbiosis parasitisme yang pertama bisa kita jumpai pada pola hubungan antara cacing pita dengan manusia. Cacing pita yang hidup di dalam usus manusia mendapat keuntungan dikarenakan ia bisa mendapat makanan secara gratis.

Sedangkan manusia justru mengalami kerugian. Hal ini karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan dalam metabolisme manusia jadi berkurang akibat keberadaan cacing pita. Kehadiran cacing pita ini menyebabkan penyakit yang disebut taeniasis dan sistiserkosis. Biasanya penderita akan mengalami pusing dan mual.

2. Interaksi Tali Putri dengan Inangnya

simbiosis parasitisme
Tali Putri dan Inangnya (delawarewildflowers.org)

Saat awal-awal tali putri bersimbiosis dengan tumbuhan inangnya, tali putri hanya membelit, melilit, dan kemudian hanya sedikit mengisap sari makanan dari tumbuhan inang. Kebutuhan nutrisi, air, dan mineral untuk melanjutkan kehidupannya diambil dari tumbuhan inang.

Semakin lama tali putri tidak hanya “sedikit menghisap” nutrisi dari inangnya. Bahkan, tali putri juga dapat beradu memperebutkan area dan pembagian cahaya matahari dengan inangnya. Padahal awalnya hanya ia hanya melilitkan sulurnya pada bagian bawah tangkai tumbuhan inang.

Selanjutnya secara perlahan ia dapat bergerak naik dan secara bergerombol “hinggap” dan menutupi tumbuhan inang. Hingga akhirnya tumbuhan inangnya menjadi layu, kering, dan mati.

3. Interaksi Benalu dengan Inangnya

Pola interaksi benalu dan inangnya juga termasuk salah satu contoh simbiosis parasitisme. Benalu sesungguhnya memiliki klorofil dan dapat melakukan proses fotosintesis secara mandiri. Namun ia mengambil alih air dan unsur hara (mineral) yang berasal dari inangnya.

Baca Juga :  Biografi Singkat Sunan Ampel & Sejarah Perjalanan Dakwah di Tanah Jawa

Hal ini mengingat ia tak punyai akses akar yang menuju ke tanah. Tumbuhan inang seperti nangka, cempedak, atau beringin dirugikan sebab separuh dari hasil penyerapan akar digunakan untuk perkembangan tanaman benalu.

4. Interaksi Cacing Tambang dengan Inangnya

Cacing tambang yang hidup di di dalam usus terlampau merugikan manusia. Mereka menyerap darah manusia melalui pori usus dan mengakibatkan manusia mengalami gejala anemia (kekurangan darah). Dari sistem tersebut, mereka mendapatkan keuntungan karena bisa mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya.

Di dalam tubuh manusia, cacing tambang ini bergerak bersamaan dengan aliran darah. Ia menuju jantung kemudian paru-paru, tenggorokan, dan tertelan masuk ke dalam usus. Pada bagian usus ini, larva cacing tambang yang telah dewasa menghisap darah. Setiap satu ekor cacing tambang jenis N. Americanus dapat menyerap darah sebanyak 0,00 s hingga 1 cc setiap harinya.

5. Kutu dan Binatang Tempat Dia Tinggal

Kutu pada kucing
Kutu pada Kucing (merckvetmanual.com)

Kutu yang tinggal di tempat lebih kurang rambut akan menghisap darah hewan atau manusia lewat kulit kepalanya. Selain meraih makanan bersama menghisap darah secara gratis, kutu juga meraih keuntungan karena meraih tempat ia tinggal. Adapun hewan atau manusia yang ditumpanginya justru mendapat kerugian karena mereka merasakan gatal dan merasa tidak nyaman.

6. Rafflesia Arnoldi dan Inangnya

Rafflesia Arnoldi dan Inangnya
Rafflesia Arnoldi dan Inangnya (lawrence666.blogspot.co.id)

Bunga Rafflesia Arnoldi adalah bunga asli Bengkulu yang ternyata berwujud parasitisme. Ia tidak memiliki akar, batang, maupun daun. Tanaman ini mendapatkan makanan dengan cara menyerap makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan inang. Karena itu inangnya merasa dirugikan sebab jumlah makanannya berkurang.

7. Tikus dan Petani

simbiosis parasitisme
Tikus di Sawah (flickr.com)

Contoh simbiosis parasitisme yang paling mudah di amati adalah pola hubungan antara tiks dan petani. Dimana tikus mendapatkan makanan dari tumbuhan petani di sawah. Di lain pihak, para petani mengalami kerugian sebab tanamannya dimakan oleh tikus yang menyebabkan hasil panennya menjadi berkurang.

8. Alang-alang dan Tanaman Produksi

Alang-alang
Alang-alang (wisconsinwetlands.org)

Alang-alang memiliki nama ilmiah Imperata cylindrica merupakan gulma yang sangat berpengaruh bagi budidaya tanaman produksi. Keberadaan alang-alang ini menjadi merugikan karena ia menjadi saingan bagi tanaman produksi untuk mendapatkan mineral, air, dan unsur hara lainnya dari tanah serta sinar matahari.

Selain itu, alang-alang temrasuk gulma dikarenakan ia mengeluarkan senyawa alelopati. Senyawa ini adalah racun yang dikeluarkan oleh alang-alang untuk mencegah pertumbuhan tanaman produksi.

9. Jamur Panu dengan Manusia

Contoh simbiosis parasitisme yang berikutnya bisa kita temukan pada pola interaksi antara jamur panu dengan manusia. Jamur panu mendapatkan keuntungan karena ia mendapatkan tempat hidup sekaligus makanan dari penyerapan protein di kulit manusia, namun manusia dalam hal ini mendapat kerugian karena menjadi gatal dan merasa tidak nyaman.

Baca Juga :  Biografi Sunan Gunung Jati, Silsilah, Dakwah, dan Ajaran-ajaran Beliau

10. Cacing Hati dan Sapi

Hubungan cacing hati dan sapi hampir sama seperti adanya cacing pita dalam usus manusia. Perbedaannya adalah jenis cacing yang berbeda serta tempat cacing ini tinggal yaitu pada hati sapi. Cacing hati yang berada pada hati sapi tersebut mendapatkan keuntungan karena bisa memperoleh makanan dari sapi.

Sedangkan sapi sebagai inangnya merasa dirugikan karena kesehatannya bisa terganggu dan menyebabkan penyakit.

11. Lalat Buah dan Buah-buahan

Lalat Buah pada Mangga
Lalat Buah pada Mangga (nbair.res.in)

Lalat buah menyerang dengan menyuntikkan telur mereka ke dalam buah. Hal ini akan membawa dampak pada buah. Sehingga buah akan menjadi busuk dan rontok sebelum sanggup dipetik. Sasaran utama dari lalat buah adalah tanaman buah, terasa dari cabai, tomat, pare, mentimun, terong, melon, nangka, jeruk, apel, jambu air, jambu biji, dan lain sebagainya

Lalat buah yang menyerang adalah lalat betina. Lalat tersebut menyerang dengan menusukkan alat peletak telurnya (ovipositor) ke dalam buah. Tujuannya adalah untuk menempatkan telur-telur mereka di dalam buah. Dimana setelah itu telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dan berkembang.

Larva inilah yang akan merusak daging buah. Sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak. Buah yang gugur ini bisa menjadi biang serangan generasi selanjutnya terkecuali jika dilakukan pemusnahan dengan segera.

12. Kutu dan Manusia

Kutu memperleh keuntungan dikarenakan ia mendapat makaanan dengan cara menghisap darah dari kulit manusia. Sedangkan manusia rugi manusia merasa dirugikan karena gara-gara dihisap darahnya. Selain itu kehadirang kutu sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.

13. Interaksi Ikan Pearl dengan Timun Laut

Simbiosis parasitisme
Ikan Pearl pada Timun Laut (ironammonite.com)

Ikan Pearl biasanya hidup di di dalam kloaka (membrn pernapasan) Timun Laut. Ikan ini masukke dalam tubuh Timun Laut melalui anusnya dan kemudian terus masuk hingga menuju kloaka. Setelah ikan Pearl behasil menerobos membran pernapasan, ia akan tinggal di dalamnya.

Ikan Pearl akan memakan jaringan pernapasan dan gonad yang dimiliki Timun Laut. Timun Laut tidak akan mati karena mereka mempunyai kemampuan regeneratif untuk menumbuhkan organ-organnya yang hilang. Saat ikan Pearl meninggalkan Timun Laut untuk mencari makan, mereka mengikuti aroma kimia dari tubuh timun laut. Sehingga membuat mereka bisa kembali lagi ke anus Timun Laut itu.

Demikianlah artikel mengenai simbiosis parasitisme. Semoga dengan penegertian dan contoh simbiosis parasitisme ini, Anda bisa memahami dengan baik interaksi antara kedua organisme ini. Baca uga artikel lainnya mengenai simbiosis mutualisme dan  komensalisme, agar Anda bisa mengetahui dengan jelas perbedaannya. Salam.

Satu pemikiran pada “Simbiosis Parasitisme, Contoh, Pengertian, dan Gambarnya Lengkap”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.